Senin, 20 Januari 2014

Dituntun, Bukan Dituntut!

Setiap manusia memiliki lama waktu dan cara yang berbeda dalam berproses, maka janganlah sampai kita terburu-buru menjudge dan menjatuhkan. Layaknya murid baru di sekolah baru, mereka butuh dituntun bukan dituntut.


Termasuk dalam potensi, setiap pribadi juga diberi keunikan masing-masing oleh Tuhan, dan kita tak akan bisa menuntutnya untuk menjadi sama. Cobalah untuk menghargai.. Cobalah untuk mengapresiasi.. Bantulah orang-orang yang berusaha menggali potensinya. Bantulah mereka yang masih merangkak, sekalipun kau sudah berlari. Karena apa yang telah kita miliki sekarang, entah itu bakat, jabatan, profesi, dan lain-lainnya, senyatanya tak pernah kita raih sendiri. Ada kuasa Tuhan yang bergerak. Maka pantaskah kita untuk berlari dengan angkuhnya?

Rabu, 15 Januari 2014

Responmu, Bukti Kedewasaanmu

"Respon sesesorang bisa jadi adalah salah satu indikator untuk mengukur kedewasaannya"


Beberapa saat yang lalu, aku dibuat tertawa karena ujian akhir semester yang sangat seru. Bukan tertawa karena mengejek atau tertawa yang ku buat-buat dengan terpaksa, sungguh ini tawa yang alami. Ujian online yang begitu dinanti oleh ratusan mahasiswa seangkatan di kampusku ini, telah membuat jantung dag dig dug atas banyak debar alasan. Ada debar karena penasaran sama si tuan-tuan soal, ada yang debar karena terus gagal koneksi, dan masih banyak debar-debar yang lain.

Mengapa Engkau Diciptakan?

Tak ada kesia-siaan dalam segala sesuatu yang Tuhan ciptakan. Ya, Tuhan selalu memiliki tujuan dalam menciptakan apapun itu. Termasuk juga penciptaan kita, manusia.

Kita diciptakan sebagai khalifah, sebagai pelestari kebaikan di muka bumi. Jadi, pada hakikatnya setiap manusia terlahir untuk melestarikan kebaikan di bumi ini.

Tapi bagaimana caranya?

Sabtu, 11 Januari 2014

Kunci Taklukan Dunia

"Mimpi adalah kunci untuk kita menaklukkan dunia" (ost. Laskar Pelangi)

Berbicara tentang mimpi, entah benar atau tidak, banyak yang berkata mimpi bisa jadi kenyataan. Mungkin jika itu hanya bunga tidur, jawabannya bisa jadi iya, bisa jadi tidak. Tapi bagaimana dengan pernyataan bahwa mimpi adalah kunci untuk menaklukan dunia? Apakah ia sama dengan bunga tidur?

Jumat, 10 Januari 2014

Jendela di Hatimu

Jendela.. bagian dari rumah yang tentu banyak manfaatnya. Sebagai tempat bertukarnya udara, masuknya cahaya matahari, dan tentu membantu kita untuk melihat ke luar, melihat ke sekitar. Tapi terkadang, kita hanya memandang sepele si jendela, dan belum tentu semua rumah yang berdiri di bumi ini punya jendela.


Bukan cuma rumah yang perlu jendela, tapi juga hati kita. Mengapa hati kita perlu jendela? Untuk pertukaran udara? Bukankah itu fungsi yang telah dijalankan oleh paru-paru?

Lantas untuk apa hati kita butuh jendela?

Kamis, 09 Januari 2014

Menemukan "Aku"


Suatu kali, pernahkah merasa kita bukanlah diri kita? merasa tidak menjadi diri sendiri, pernahkah itu terjadi? atau justru itu terjadi bukan sesekali, tapi terus menerus dalam hidup kita? kenapa bisa begitu?


Jawaban paling tepat adalah yang keluar dari diri kita sendiri. Bisa jadi karena ketakutan, ataupun krisis identitas. Semua punya alasan yang berbeda kenapa tidak merasa menjadi diri sendiri.

Kadang kita 'terlihat' asyik, bergelut dengan dunia yang menurut kaca mata orang lain sangat mengasyikkan ataupun menguntungkan untuk kita, tapi jauh dari apa yang dilihat orang lain belum tentu sesuai dengan apa yang kita rasakan. Apakah itu yang disebut hidup dengan topeng? Sekali lagi, yang bisa menjawab dengan tepat adalah diri kita sendiri.

Berperilaku dengan raga sendiri, tapi kenapa merasa tidak menjadi dirinya sendiri?

Minggu, 05 Januari 2014

Aku Ingin Terbang Bebas

Aku ingin terbang bebas ke angkasa, tapi tidak menggunakan baling-baling bambu seperti doraemon. Aku ingin terbang dengan sayapku sendiri..

Mungkin itulah yang dipikirkannya, burung kecil yang beberapa menit lagi hidupnya akan berakhir di caplokan hewan melata yang telah lama puasa itu. Seperti manusia yang hendak menunggu hukuman gantung, pastilah ia merasakan ketakutan amat perih di sanubarinya. Aku tak tahu, apakah ia akhirnya merelakan kematiannya sebagai wujud pengabdian untuk menjadi santapan. Mengakhiri cerita hidupnya dengan pemberhentian di perut sang ular yang kini terlihat menggeliat kelaparan.