Kita memang tak pernah saling mengungkapkan
Tapi aku tahu, kau teramat menyayangiku.. Aku pun begitu
Bapak.. aku dengar hari ini adalah father's day. Hari ayah jika diartikan dalam bahasa nasional kita. Sejak 21 tahun hidupku ku jalani, memang baru beberapa tahun ini aku tahu bila ada hari itu. Selama ini guruku sekolah dan iklan televisi hanya mengenalkanku pada hari ibu.
Bapak.. selamat hari ayah untukmu. Maaf jika mulutku tak secara langsung mampu mengucapkannya untukmu. Kita mungkin tak pernah saling mengungkapkan. Tapi aku tahu, kau teramat menyayangiku. Aku pun begitu.
Bapak.. aku tahu perjuanganmu sangat keras untuk menghidupi istri dan anak-anakmu. Perjalananmu penuh liku. Namun tak pernah surut mimpimu untuk bisa menyekolahkan kami, putri-putrimu, sampai pendidikan yang paling tinggi. Kau selalu bilang, "Bapak mungkin hanya lulusan SMA, nduk. Tapi kalian, kalian harus bisa sekolah sampai pendidikan yang paling tinggi."
Mimpimu memang terwujud, Bapak. Kakak kini telah menjadi dokter. Adik mungkin masih SD, tapi ia selalu membuat kita bangga dengan deretan pialanya yang memenuhi rak kaca di ruang keluarga. Dan aku, alhamdulillah mendapatkan beasiswa di salah satu perguruan tinggi ternama di Surabaya, sampai kuliahku berakhirku nanti.
Pak.. aku belum bisa memberi apa-apa. Aku belum berbuat sesuatu yang membuatmu dan ibu bangga. Walau aku tahu, sebenarnya hal-hal kecil yang sudah ku lakukan, telah amat berarti untukmu. Tapi bagiku itu belum cukup, Pak.
Aku ingin sekali membuat Bapak dan Ibu bangga. Bukan hanya tentang kebahagiaan dunia, tapi kebahagiaan kekal di akhirat nanti. Maka doakanlah anakmu ini selalu, Pak. Karena aku ingin kita bertemu kembali di kehidupan kedua kita nanti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar